Jul 19, 2016

Published 7:03 AM by with 0 comment

Menggapai Puncak-puncak Tertinggi Pulau Bali

Tinggal di Bali merupakan suatu anugrah yang aku dapatkan. Mengingat tidak banyak anak desa sepertiku yang berkesempatan mencicipi keindahan pulau ini. Keindahan alam dan kearifan budayanya telah mendorong jiwa petualangku untuk bisa mengeksplorasi lebih dalam seluk-beluk pulau cantik ini. Menjelajahi setiap jengkalnya bahkan sampai ke tempat-tempat yang belum dikenal banyak orang. Bicara soal tempat menarik di Bali, orang secara umum akan terbayang dengan keindahan pantai-pantai tersohor di Bali seperti Kuta, Sanur, Lovina dan pantai lainnya. Dulunya aku pun berpikiran demikian. Sebelum aku mengenal lebih jauh pulau ini, yang terlintas di benakku saat mendengar kata “Bali” adalah suasana pantainya. Deburan ombak, pasir putih yang halus, pohon kelapa yang tertiup angin, terbayang jelas di otakku. Maka tidak aneh, saat pertama aku tiba di Bali, hampir 7 hari dalam seminggu, Aku habiskan soreku dengan mandi di pantai dekat rumahku. Namun, seiring berjalannya waktu, pandanganku tentang bali kian bergeser. Semakin lama aku menetap disini semakin tahu tempat menarik lain yang bisa kutemui di Bali. Ditambah lagi, pengalamanku bergelut di dunia kepencintaalaman selama kuliah telah membawaku ke tempat-tempat menarik lainnya yang belum diketahui banyak orang. Akhinya, aku mengenal bali dari sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya. Tidak Hanya pantai, bali dengan paket komplitnya memiliki pesona alam yang lengkap.

Lalu, perhatianku pun tertuju ke pegunungan yang ada di Bali. Tidak banyak orang tahu bahwa Bali juga memiliki banyak Gunung yang tidak kalah indahnya dengan gunung-gunung lain di Indonesia. Di sini bentangan gunung tersusun menyambung satu dengan yang lain dari ujung barat sampai ke timur pulau. Di tempatku tinggal, di Bali utara, bentangan pegunungan terlihat seperti dinding tinggi yang memanjang dari barat sampai ke timur. Jika kita datang dari arah Gilimanuk melewati jalan yang mengarah ke Singaraja, maka sepanjang jalan kita akan ditemani dengan dinding yang membentang jauh di kanan kita. Beginilah kondisi geograis tempatku tinggal. Selain berdekatan dengan garis pantai, Bali utara juga dilalui garis dataran tinggi berupa pegunungan di sebelah selatan. Penomena ini kemudian menarik perhatianku. Betapa tidak, tidak pernah sebelumnya aku temui yang namanya gunung di desaku sebelumnya. Yang ada disana hanyalah hamparan sawah sejauh mata memandang. Sekarang berbalik 180 derajat, jauh ke selatan sana nampak pemandangan yang asing bagiku. Bukan lagi sawah yang luas, tapi bentangan pegunungan dengan hutannya yang luas. Belakangan aku tahu hutan tersebut biasa dikenal dengan nama Hutan Renon dan sebagian lagi merupakan Hutan TNBB (Taman Nasional Bali Barat) yang dilindungi pemerintah. Dimulai dari rasa penasaran, keingintahuanku tentang gunung berubah menjadi sebuah obsesi. Saat aku SMA, pernah beberapa kali aku menjajal kenekatan ku dengan mencoba mencari jalan, mendaki bukit dan memasuki hutan. Hampir di setiap desa, Aku dan teman-temanku coba mencari jalan sampai ke tempat tertingginya. Namun, usaha kami terbilang sia-sia, bisa dibilang tempat yang sudah kami lalui itu masih belum dikatakan sebagai puncak. Kalau di analogikan hanya sebatas sampai di kuku jempol pegunungan tersebut. Dari semenjak itu lah, Aku pun bermimpi untuk bisa menggapai puncak-puncak tertinggi Pulau Bali. Aku ingin melihat bali dari sudut pandang yang berbeda, melihat keindahan alam bali dari ketinggian dan bisa merasakan sensasi suasana hutannya yang asri.

Kesempatan yang aku peroleh cukup banyak aku dapatkan setelah aku kuliah dan aktif sebagai angota Mahasiswa Pencinta Alam di kampusku. Hingga akhirnya aku bisa meraih beberapa diantara 10 puncak tertinggi Bali. Suatu hal yang mustahil aku dapatkan sewaktu aku SMA dulu, dengan ilmu, dan pengalaman yang minim di Bidang ini.
Mulai dari Gunung Batur(1.717 mdpl) yang menjadi awal bagiku mendaki gunung yang sebenarnya.

Dilanjutkan dengan Gunung Abang (2.152 mdpl) dengan pura dan ornament khas peninggalan Bali Kunanya.
Kemudian, yang tertinggi di Bali, Gunung Agung yang telah menjadi penutup akhir tahun 2014 lalu.
Selanjutnya, Gunung Batukaru dan Pura tertingginya menjadi wisata religius gunung pertamaku.



Dan yang terakhir adalah Pucak Mangu dengan kerapatan hutannya.
Setelah mendaki beberapa gunung tersebut aku sadar bahwa umat hindu di Bali menjadikan puncak-puncak tertinggi di Bali, kususnya gunung-gunung tertinggi sebagai tempat yang disucikan. Hampir disetiap puncak yang pernah aku kunjungi terdapat puranya. Pura tersebut sering dikunjungi untuk keperluan peribadatan baik itu di hari-hari biasa maupun ari-hari besar/raya umat hindu. Hal ini juga menjadi faktor dalam pelestarian potensi keindahan alam Bali. Masyarakat yang menghargai alam dalam hal ini gunung dan hutannya sebagai tempat suci akan senantiasa menjaga dan melestarikannya.

Belum cukup puas, beberapa puncak tertinggi lainnya yang masih belum terealisasi masih menunggu untuk didaki. Jiwa petualangku tidak sabar rasanya ingin segera kembali memasuki hutan dan mendaki gunung. Harapanku semoga mimpi kecilku untuk menggapai puncak-puncak tertinggi Bali bisa terwujud kelak.
    email this       edit

0 comments:

Post a Comment