Oct 23, 2017

Published 8:47 AM by with 0 comment

Sajak Pengisi Hati

Semua terjadi pada jalannya sendiri
Seperti ombak yang berdebur tak berhenti
Begitu pula gejolak cinta di dada ini
Wajahmu akan selalui menghiasi hati
Sampai kapan? Mungkin sampai nanti
Meski sampai ke puncak gunung tertinggi
Tak lupa namamu selalu kubawa pergi
Meski mungkin kelak ku ke luar negeri
Cincin ini kan selalu melingkar di jari

Sudah lama tak kulihat senyummu yang berseri
entah kenapa, terasa setahun padahal baru sehari
Ya, Sehari tanpamu hampir membuatku mati
Apa, kau bilang aku munafik? Aku tak peduli
Harus kuakui indahnya dunia takan berarti
Jikalau tak ada kamu dan senyummu menyertai

Harus kuakui pula aku hanyalah sang pemimpi
Segudang impian yang menunggu untuk diraih
tak tahu kapan bisa terwujud semua mimpi
Namun, kelembutanmu telah menuntun hati ini
Kau menyadarkanku dan menghapus semua perih
Denganmu di sisi, ku yakin suatu hari nanti
Mimpi-mimpiku kelak akan tergenapi
Ia akan nyata dan bukan hanya janji
Tak akan tertumpuk di sudut dan membasi

Teruntuk kekasih yang lama bersarang di hati
Terima kasih teruntuk semua hari
Yang telah kau beri hanya sekedar menemani
Terima kasih teruntuk suka dan perih
Yakinlah bersama semua bisa kita lalui
Tak banyak pesan dariku untuk mu terkasih
Cukuplah kau dan garis senyum yang hiasi pipi
Biarkanlah ia mengisi pagi hingga mentari pergi
Kumohon jangan biarkan ia mati
Menyisakan kepiluan yang menari-nari di pipi

Teruntuk mu seorang yang ada di hati
Tiada satu kata kutulis dalam sajak ini
Tanpa membayangkan wajahmu yang manis
Untaian kata ini tiadalah sanggup mewakili
Segenap apa yang bersarang di lubuk hati
Betapa tidak? Engkau yang terkasih
Khazanah cinta kasih ini sungguhlah murni
Mungki hanya Tuhan dan aku yang tahu isi hati ini
Sebelum kini kuakhiri sajakku ini
sudikaah kau berikan garis senyummu itu sekali lagi


    email this       edit

0 comments:

Post a Comment