Sungguh perjalanan subuh itu menjadi perjalanan paling menyayat hatiku. Habis rasanya persediaan air mataku ini dalam perjalanan singkat cengkong-jakarta ini. Kesedihan nampak jelas di wajahnya tak dapat ia sembunyikan dariku. Tak banyak kata perpisahan yg terucap. Ia hanya berpesan "hati-hati di jalan nya Jang". Baginya kata perpisahan hanya akan menambah lukanya. Selintas ia mencoba untuk tersenyum, namun yang terlihat hanya senyum pilu. Maafkan aku. Aku harus kembali pergi.
Perjalanan subuh itu telah membuatku menjadi mahkluk paling melankolis saat itu. Sedetik ingatan tentangnya, sejurus tangisan menyertai.
Paman dengan sangat perlahan mengendarai motor, merayap dengan pasti mengantarku meninggalkan desa. Seakan tahu bahwa sebagian hatiku masih tertinggal di desa ini. sepertinya ia tahu aku masih ingin berlama-lama disini.
Ya Tuhan 1 doaku, kumohon kuatkanlah hambaMu ini.
Kuatkan jiwa dan raganya dalam melawan penyakitnya.
Serta kuatkan lah kami agar ikhlas menerima keadaan.
Kereta Karanwang-Jakarta, 8 September 2016
0 comments:
Post a Comment