Dari phenomena mahasiswa tua ini, aku berpikiran bahwa "Waktu" memang sangat cepat berlalu. Tidak terasa begitu lamanya aku duduk disini. Rasanya baru beberapa menit yang lalu aku baru menyalakan laptop usang ini, nyatanya sudah hampir 2 hari pantatku bercokol mantap diatas singgasana ini. Aku yakin tidak sedikit yang pernah merasakan betapa singkatnya waktu seperti yang kualami sekarang. Sering juga aku temui orang entah itu kawan sejawat ataupun para orang tua yang sering mengungkapkan kepada ku betapa singkatnya waktu telah berlalu. Aku ingat ada seorang ibu-ibu seumuran nenekku, Aku biasa memanggilnya Bi Dedeh. Setelah sekian tahun lamanya tak bertemu, betapa kagetnya ia dengan keadaanku saat aku temui ia pada kesempatan mudik kala itu. “Subhanallah, eleuh-eleuh... kamu teh bener si wahab cucunya aki mansyur? Udah besar kamu ya… tinggi sekali euy, sepertinya teh baru kemarin kamu saya gendong-gendong” ungkapnya penuh dengan keheranan. “Terus sekarang mau gendong saya lagi Bi ?” candaku, disambut dengan gelak tawa.
Teringat akan kejadian itu, aku pun semakin merasa singkatnya waktu yang aku lewati dalam kehidupan pribadiku. Aku teringat masa-masa dimana bermain masih memenuhi hari-hariku kala itu. Di sebuah kampung kecil jauh dari hiruk-pikuk kota tepatnya. Aku masih ingat betul suasana panen raya disana, bagaimana gatalnya bermain diatas tumpukan jerami, tajamnya sisa-sisa tanaman padi di lahan sawah kering yang kami jadikan lapangan bola, atau lezatnya belalang goreng yang aku tangkap, olah, dan santap sendiri. Perasaan senang nikmat dan bahagianya masih teringat betul seolah baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. Oleh karenanya, tidak heran kalau Bi Dedeh tadi sampai mengekspresikan keheranannya seheboh itu.
Aku kemudian berakhir pada kesimpulan bahwasanya memang benar adanya, waktu berlalu begitu singkat. Kesimpulan pun berujung pada kesadaran bahwa betapa singkatnya usia hidup rata-rata seorang manusia bila dibandingkan dengan waktu yang sudah dan terus akan berjalan. Kisahku dan Bi Dedeh tadi adalah contoh kecil yang menunjukan betapa singkat dan berharganya waktu yang kita miliki. Kini aku sadar banyak hal telah Aku lalui. Mimpi-mimpi yang tidak terwujud, yang sudah terwujud atau pun semuanya telah aku lalui tanpa disadari. Aku yang rasanya baru beberapa hari yang lalu, tidak lebih hanya seorang bocah ingusan kini telah beranjak dewasa. Lebih jauh lagi, masa- masa OKK (orientasi kehidupan kampus) yang rasanya baru kemarin aku lalui, kini aku disibukan dengan tanggung jawab sebagai mahasiswa akhir dan bersiap untuk lulus sebagai seorang sarjana (amin). Bersyukur semua berjalan lancar dan cepat pikirku. Impianku dulu pun akan segera terwujud dan Aku harus siap untuk beralih dengan impian-impianku yang baru telah aku rangkai. Impian yang menjadikan aku semangat menjalani hidup yang singkat ini.
Tidak terasa hari semakin terang saja, suara motor para pejuang toga kembali meramaikan suasana kampus, dan aku pun harus segera bersiap untuk pergi ke sekolah untuk mengajar mengingat aku mahis harus menyelesaikan PPL-REAL. Aku pun harus mencukupkan dulu dengan skripsinya, aku akan lanjutkan lagi nanti. Begitu pula dengan tulisan ini, aku sudahi dulu dan sampai jumpa lagi di lain WAKTU.
13 April 2017
Di teras depan Sekretariat MPA LS
0 comments:
Post a Comment